Teknologi Dampak Teknologi Seperti telah dijelaskan diatas bahwa kemajuan teknologi membawa berbagai dampak dalam berbagai bidang.Berkembangnya kebudayaan materi seperti tingkat penemuan dan inovasi teknologi dan meluasnya industrialisasi merupakan faktor pendorong untuk perubahan keluarga. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan hidup, kemajuan teknologi mampu memberikan kemudahan bagi manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidunya. Kemajuan teknologi hadir sebagai “budaya baru” yang mampu menggantikan tugas – tugas manusia dengan tenaga mesin. Teknologi membuat segala yang tidak mungkin menjadi mungkin serta teknologi mampu menhilangkan batas ruang dan waktu. Tetapi di sisi lain kemajuan teknologi justru membawa berbagai dampak negatif. Bahwa seperti yng kita tahu kemajuan teknologi sering disalahartikan oleh manusia untuk berbagai tindak kejahatan yang merugikan orang lain. Kaitanya dengan keluarga kemajuan teknologi telah membawa berbagai perubahan terhadap peran masing – masing anggota keluarga. Bagi wanita (istri) kemajuan teknologi telah secara perlahan mengurangi perananya dalam keluarga. Berbagai tugas – tugas rumah tangga kini bisa diwakilkan pada alat – alat baru berteknologi canggih sehingga ia tidak perlu melaksankanya lagi. Rutinitas seperti mencuci telah tergantikan oleh mesin cuci, memasak telah tergantikan dengan Rice Cooker dan lain sebagainya. Seolah segalanya serba praktis dan efisien sesuai dengan zaman yang dinamakan oleh para ahli sebagai “zaman tombolisasi”. Dampak lain dari kemajuan teknologi adalah menyebabkan adanya ketergantungan terhadap teknologi pada masing – masing anggota keluarga. Model interaksi langsung yang intim antar sesama anggota keluarga seolah telah berganti dengan model interaksi secara tidak langsung dengan perantara teknologi. Maka interaksi yang terjalin antar sesama anggota keluarga menjadi tidak intim dan harmonis sehingga menyebabkan hubungan ketidakharmonisan dalam keluarga itu sendiri.
Opini:
Dampak Negatif Internet Bagi Anak
kemajuan teknologi tidak selamanya memberikan dampak positif dan tidak juga selalu memberikan dampak negatif. kemajuan teknologi itu ibarat pisau, yang penggunaannya terserah kepada yang sedang memegang pisau tersebut, bisa digunakan sesuai fitrahnya yaitu menjadi peralatan dapur, dan juga bisa melenceng menjadi peralatan untuk membunuh. 2 faktor yaitu positif dan negatif memang selalu berdampingan disegala hal, nah untuk postingan ini saya sengaja menulis tentang hal yang berkaitan dengan kemajuan tekonologi yaitu Dampak Negatif Internet Bagi Anak, agar para orang tua selalu waspada dan mampu mengambil kebijakan untuk anak-anaknya.
dampak negatif terbesar dari internet adalah dampak negatif yang diberikan oleh konten seronok atau porno, saat ini sangat mudah untuk mengakses situs XXX di internet, mungkin untuk orang dewasa, hal ini bisa saja dimaklumi, walaupun tetap tidak dibenarkan karena melihat aurat orang lain, terlebih lagi dilihat oleh anak di bawah umur dan remaja yang masih labil. hal yang tidak pantas dilihat oleh anak di bawah umur, malah mereka jadikan tontonan yang seru, dan parahnya lagi, mereka tidak tahu bahwa yang mereka tonton itulah penyebab utama sering terjadinya pelecehan seksual dikalangan anak remaja.
dampak kedua yaitu dampak negatif yang diberikan oleh game online, sasaran para developers game online adalah anak-anak dan remaja, yang notabennya mereka adalah pelajar. game online akan mempengaruhi otak mereka, hingga akhirnya mereka kecanduan dan terbelenggu dalam sebuah dunia game yang akan membuat mereka malas belajar.
masih hangat berita tentang anak gadis yang hilang karena media sosial facebook, sosial network atau jejaring sosial seperti facebook merupakan situs pertemanan terbesar pertama di dunia, bisa saling berkenalan, membentuk suatu komunitas, bahkan ada yang sampai berpacaran berkat facebook, ini dia efek negatifnya, terlalu percaya dengan orang yang baru dikenalnya, sampai-sampai terjadi pertemuan di dunia nyata dan akhirnya terjadilah penculikan, sadisnya lagi gadis itu di perkosa.
selanjutnya ada berita tentang penipuan via internet, iming-iming uang senilai jutaan rupiah akan dikirim via rekening bank, dengan hanya mendaftar sebesar Rp500.ooo bisa mendapat Rp 2.000.000 per bulannya, dan setelah sebulan, uang tak kunjung masuk ke rekening, hal inilah yang sering terjadi di dunia maya, semua serba mudah, dan mudah juga tertipu.
kasus selanjutnya adalah kasus pencemaran nama baik, seperti kasus Ibu Prita yang menulis tentang pengalaman pahitnya berobat di salah satu rumah sakit, yang akhirnya membuat dia dituduh sudah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut, tidak hanya itu, ada juga berita tentang kakak kandung dari alm. Ajdie Masaid yang menulis di blog pribadinya tentang keburukan mantan istri adiknya itu, dan kasus selebriti yang sepertinya tidak ada ujungnya.
kelima hal di atas sudah seharusnya menjadi perhatian para orang tua, untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak, bukan melarang anak namun mampu mengambil kebijakan yang tepat terhadap anak dalam penggunaan internet, tidak membebaskan sebebas-bebasnya anak berseluncur di dunia maya, menjelaskan terhadap dampak negatif yang akan terjadi dengan jujur tanpa ada yang ditutup tutupi, hal ini merupakan cara yang tepat agar anak mampu berpikir dewasa dan mengambil sikap yang tepat.
sekian dulu artikel dari kahar ngeblog, semoga bermanfaat untuk yang membacanya, dan semoga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, jangan lupa dukung saya di konet seo “Seribu Pernak Pernik Ponsel Android” dan “Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik” dengan memberikan 10 bintang di postingan tersebut.
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa.
Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
1. Komputer
2. Handphone
3. I-Pad
4. MP4 player
5. Game Console
6. Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya.
Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh buruk dari Games Komputer.
Salah satu contoh pengaruh buruknya adalah dari kemungkinan anak, kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orangtua, anak ‘mengkonsumsi’ games yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar pendidikan mensinyalir bahwa games beraroma kekerasan dan agresi ini adalah pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
Pengaruh buruk lewat internet.
Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet.
Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer.
Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.
Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh buruk dari Games Komputer.
Salah satu contoh pengaruh buruknya adalah dari kemungkinan anak, kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orangtua, anak ‘mengkonsumsi’ games yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar pendidikan mensinyalir bahwa games beraroma kekerasan dan agresi ini adalah pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
Pengaruh buruk lewat internet.
Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet.
Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer.
Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.
Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
Gaya Hidup
Korupsi, Gaya Hidup, dan Keluarga
Istriku pernah bilang ketika lagi asyik ngobrol diantara makan malam pake lauk ikan asin, sambal sama pete.
“mas, korupsi itu sebenarnya 40% kesalahan terletak pada pelaku korupsi.”
“nah yang 60% ditanggung siapa kesalahannya?”
“yang 30% karena permintaan masyarakat, yang 20% karena desakan keluarga sedangkan sisanya karena system. System ini sama persis dengan kesempatan. System dibuat untuk menciptakan kesempatan agar korupsi jadi mulus.”
“nah yang 60% ditanggung siapa kesalahannya?”
“yang 30% karena permintaan masyarakat, yang 20% karena desakan keluarga sedangkan sisanya karena system. System ini sama persis dengan kesempatan. System dibuat untuk menciptakan kesempatan agar korupsi jadi mulus.”
Saya hanya manggut-manggut demi mendengar omelan istri ini. Tak disangka sekarang istriku telah menjadi ahli survey yang handal. Memprediksi sebab musabab korupsi dengan tepat dan akurat.
“memangnya yang sudah kamu survey kalangan siapa saja yang?”imbuh ku.
“ini bukan masalah survey mensurvey, namun begitulah kenyataannya. Ada pepatah bilang dibalik laki-laki yang hebat pasti ada wanita luar biasa. Begitu pun sebaliknya, dibelakang laki-laki korupsi pasti ada wanita yang memberinya tekanan untuk korupsi.”
“ini bukan masalah survey mensurvey, namun begitulah kenyataannya. Ada pepatah bilang dibalik laki-laki yang hebat pasti ada wanita luar biasa. Begitu pun sebaliknya, dibelakang laki-laki korupsi pasti ada wanita yang memberinya tekanan untuk korupsi.”
Saya tertawa lepas mendengar penuturan lugu istri saya ini, tanpa sadar ikan asin yang dimulut pingin lompat dan menolak untuk ditelan. Padahal perut sudah keroncongan dan berontak pingin segera diisi.
Masyarakat Indonesia khususnya sudah terbiasa dengan budaya kalau sulit kenapa dipermudah bagi pejabatnya dan budaya kalau ada dana kenapa cari yang sulit bagi masyarakatnya. Kedua budaya ini seperti botol ketemu tutup, ‘mathuk tur gathuk’. Kecocokan budaya inilah yang membuat praktek korupsi begitu suburnya. Membuat kisi-kisi kehidupan yang ‘mblaur’ apakah disebut korupsi ataukah hanya memudahkan urusan yang sulit dan menyulitkan urusan yang mudah.
Rakyat tak mengenal istilah birokrasi sehingga apapun yang dikatakan birokrat dianggap aturan baku yang wajib diikuti apapun resikonya, meneketehek masalah masalah korupsi. Jadi sadar ataupun tanpa sadar masyarakat sendirilah yang meminta praktek korupsi itu tetap eksis, mereka hanya tahu bahwa apabila berhubungan dengan pemerintah harus mudah urusannya. Biaya operasional korupsi pun dimasukkan dalam anggaran biaya usahanya.
Pejabat yang menjadi pelaksana system pun tak berusaha tahu dengan aturan system yang ada. Bisa jadi juklak aturan yang pegang hanya atasan sedangkan pelaksana lapangan hanyalah pelaku perintah yang tak tahu menahu tentang sebuah praktek korupsi sedang berlangsung atau tidak. Maka kenapa budaya dalam masyarakat ini sudah turun temurun dan harus dihentikan.
Apabila system bisa dirubah maka budaya sangat sulit dirubah, self minded tentang anti korupsi belum tertanam dalam budaya masyarakat. Merubah budaya tidaklah serta merta merubah sebuah tatanan berkehidupan, namun lebih kepada merubah pemahaman tiap individu akan dampak dan kerugian yang ditimbulkan dari praktek korupsi ini. Selain materi, dampak korupsi akan mempengaruhi tingkat disiplin, moralitas kejujuran, sopan santun dan tanggung jawab.
Kehidupan tidak akan sesuai dengan tatanan norma yang dikehendaki dalam bermasyarakat apabila nilai –nilai korupsi terlebih dahulu tertanam dalam akar sebuah budaya. Tidak pula kemudian kesalahan mutlak ditimpakan pada masyarakat, karena sebenarnya kebanyakan masyarakat pun belum faham betul apa itu korupsi, mereka hanya mengikuti system/aturan yang turun temurun telah dijalankan oleh orang-orang terdahulu mereka.
Upaya yang sangat signifikan ketika pemerintah membuat sebuah hari dalam setahun untuk dijadikan tonggak dalam mengingat, meresapi dan memperhatikan makna anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Satu hari yang akan membuat setiap orang malu akan apa yang dikerjakannya apabila menyerempet rambu-rambu korupsi.
Saya kebetulan memiliki profesi sebagai ‘abdi negara’ yang sangat rentan akan praktek korupsi ini, walau instansi yang saya tempati sudah memberlakukan program modernisasi namun praktek-praktek korupsi masih saja saya temui. Namun saya kagum akan perubahan secara fundamental yang tertanam dicara berpikir, sikap maupun mentalitas para abdi Negara yang sudah mengecap kode etik sebagi pelayan Negara ini.
Saya ingat sekali sebuah dialog rekan saya dengan putrinya ketika kami satu mobil,
“yah, sejak ayah cerita tentag ‘perubahan’ dikantor. Yakin ayah sudah berubah?”Tanya putrinya.
“sepanjang yang ayah bisa, ayah berusaha semaksimal mungkin tuk tetap pada jalur perubahan ini sayang.” Si ayah menimpali putrinya dengan nada lembut dan sambil mengajaknya berdiskusi.
“kalau gitu ayah dapet kecupan..” dan adegan berikutnya biarlah kedua generasi itu yang menikmati suasana keharmonisan keluarga tersebut.
Sampai dikantor si ayah, yang juga rekan satu ruangan menepuk pundak saya sambil menitipkan pesan.
“dek, tolong bila hari ini saya korupsi ingatkan saya!”
Saya mengernyitkan dahi demi mendengar isi pesan yang diucapkan langsung kepada saya tersebut.
“apalagi yang harus saya ingatkan bang? Bukankah abang malah yang menjadi pelopor perubahan di sini?” ucapku sambil melontarkan nada heran plus Tanya besar.
“ingatkan aku kalau aku masih korupsi waktu, ingatkan aku kalau aku masih korupsi kertas, ingatkan juga kalau aku lalai akan target pekerjaan yang kita canangkan berdua.”
“yah, sejak ayah cerita tentag ‘perubahan’ dikantor. Yakin ayah sudah berubah?”Tanya putrinya.
“sepanjang yang ayah bisa, ayah berusaha semaksimal mungkin tuk tetap pada jalur perubahan ini sayang.” Si ayah menimpali putrinya dengan nada lembut dan sambil mengajaknya berdiskusi.
“kalau gitu ayah dapet kecupan..” dan adegan berikutnya biarlah kedua generasi itu yang menikmati suasana keharmonisan keluarga tersebut.
Sampai dikantor si ayah, yang juga rekan satu ruangan menepuk pundak saya sambil menitipkan pesan.
“dek, tolong bila hari ini saya korupsi ingatkan saya!”
Saya mengernyitkan dahi demi mendengar isi pesan yang diucapkan langsung kepada saya tersebut.
“apalagi yang harus saya ingatkan bang? Bukankah abang malah yang menjadi pelopor perubahan di sini?” ucapku sambil melontarkan nada heran plus Tanya besar.
“ingatkan aku kalau aku masih korupsi waktu, ingatkan aku kalau aku masih korupsi kertas, ingatkan juga kalau aku lalai akan target pekerjaan yang kita canangkan berdua.”
Demi mendengar ucapan itu saya merasa beliau sedang menyindir saya, atau bahkan menyindir para abdi Negara di kantor ini, atau diinstansi ini. Atau bahkan seluruh abdi Negara yang ada di Negara ini.
Bila harus mendifinisikan korupsi sesuai dengan apa yang tertulis di laman om Wiki, maka hal remeh temeh diatas tidaklah masuk dalam definisi korupsi, karena om wiki mendefiniskan korupsi sebagai kejahatan birokrasi untuk kepentingan pribadi yang lebih menitik beratkan pada birokrasi politik. Namun dalam hal efektifitas dan produktifitas pembelajaran rekan saya diatas akan pembentukan mental antikorupsi sangatlah membuka pemahaman saya akan definisi korupsi secara luas.
Jadi kemana-mana ini mbahas korupsinya, kembali ke laptop! Maaf om tukul jargonnya tak pakai, nanti tidak ditarik royalty kan? Korupsi tetaplah korupsi apapun bentuk dan topengnya. Namun satu kecenderungan yang sering saya jumpai ketika para pelaku korupsi semakin meraja lela biasanya dimulai dari gaya hidup yang serba wah. Atau lebih tepatnya tuntutan hidup yang harus terlihat seperti kaum jetzet. Hal ini ditutupi dengan kalimat yang lebih lunak yaitu demi sebuah prestise.
Bagi sebagian orang prestise adalah harga mati dalam hal menampakkan sebuah image. Prestise lebih diidentikkan dengan penampilan yang terlihat elegan dan fashionable, saya definisikan sebagai lebih diidentikkan karena tidak semua orang itu elegan atau fashionable. Sebagian malah memaksakan untuk terlihat wah demi sebuah prestise. Membohongi publik dengan penampilan tetapi dalamnya hanyalah kosong. Namun yang saya dapat dari kebanyakan orang yang berplat “K” memang benar-benar kosong. Karena prestise dan kewibawaan tidak bsia dibuat-buat. Prestise atau kewibawaan akan terpancar dengan sendirinya dari hati yang bersih tidak dibuat-buat.
Tak jarang pula dijumpai bila seorang suami memiliki kecenderungan korupsi itu dimulai gaya belanja gila-gilaan yang dimiliki si istri yang kemudian menurun ke anak. Contoh saja Ratu Perancis Marie Antoinette dimasa pemerintahan Louis XVI yang terkenal dengan gaya glamornya menghabiskan uang rakyat dan mengakhiri gaya hidupnya diatas Guillotine.
Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa korupsi sekecil apapun bisa terbentuk dari jaringan komunitas terkecil yaitu sebuah keluarga. Keluarga yang dibentuk dengan mentalitas seorang pencuri dengan sendirinya akan melahirkan koruptor-koruptor baru dimasa yang akan datang. Sayangnya lagi pembentukan mentalitas-mentalitas seperti ini tak disadari oleh para pendidik dikalangan keluarga. Berkurangnya penanaman nilai kejujuran, merosotnya pembentukan jiwa tanggung jawab, melalaikan makna disiplin dalam keluarga ditambah berkurangnya porsi pembentukan jiwa spiritual menambah berat distorsi-distorsi dalam pembentukan mental anak-anak ini.
Keluarga merupakan ujung tombak berdirinya sebuah generasi pembaharu dimana didalam keluarga calon-calon pemimpin ditempa, dimana para pengasuh bangsa tidak lama lagi akan bermekaran. Keluarga adalah sumber lahirnya sebuah tradisi dan peradaban bagi berdirinya sebuah bangsa yang terbebas dari korupsi.
Dinegara ini kita semua disibukkan dengan pemberantasan korupsi, tapi Negara ini juga sedang lupa bahwa korupsi baru akan terus bermunculan dalam bentuk-bentuk yang tak bisa diprediksi apabila tidak segera membangun pondasi pencegahannya. Yang dimulai dari keluarga. Dari komunitas terkecil sebuah Negara, Keluarga.
Opini:
Gaya Hidup
Hobi Dandan Nirina Ditiru Buah Hati
Nirina Zubir (Foto: Utami/Okezone)
KECENTILAN Nirina Zubir memang sepertinya menjadi ciri khas yang melekat padanya sejak dulu. Hal itulah yang menurun pada buah hatinya, Zivara Ruciragati Sharief.
Lincah, cerewet, dan centil. Mungkin tiga hal itulah yang menggambarkan sosok Nirina Zubir selama ini. Lincah karena Na, sapaan akrabnya seperti tak kenal lelah. Cerewet dikarenakan istri Ernest Cokelat ini cenderung bawel, serta centil karena hobi sekali bersolek.
Khusus urusan bersolek yang menjadi hobi beratnya, ternyata hal tersebut menular pada anak pertamanya tersebut. Zi, buah hatinya, dipaparkan Na selalu meniru dirinya ketika sedang sibuk bersolek. Bahkan, sang buah hati pun sudah mengenal beberapa perangkatmake up yang sering digunakan.
“Dia itu sudah tahu yang namanya kuas make up,” ceplosnya ketika ditemui di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, baru-baru ini.
Dengan pengetahuan tersebut, kondisi unik pun kerap mereka alami. Pasalnya, Na dan sang buah hati kerap berebutan peralatan make up. Apalagi sang buah hati sudah mengenal beberapa item yang sering digunakan ibunya. Bukan hanya kuas make up,tapi juga kertas minyak.
“Kalau aku lagi keluarin kertas minyak sampai-sampai dia langsung rebutan sama aku,” kenangnya geli.
Lincah, cerewet, dan centil. Mungkin tiga hal itulah yang menggambarkan sosok Nirina Zubir selama ini. Lincah karena Na, sapaan akrabnya seperti tak kenal lelah. Cerewet dikarenakan istri Ernest Cokelat ini cenderung bawel, serta centil karena hobi sekali bersolek.
Khusus urusan bersolek yang menjadi hobi beratnya, ternyata hal tersebut menular pada anak pertamanya tersebut. Zi, buah hatinya, dipaparkan Na selalu meniru dirinya ketika sedang sibuk bersolek. Bahkan, sang buah hati pun sudah mengenal beberapa perangkatmake up yang sering digunakan.
“Dia itu sudah tahu yang namanya kuas make up,” ceplosnya ketika ditemui di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, baru-baru ini.
Dengan pengetahuan tersebut, kondisi unik pun kerap mereka alami. Pasalnya, Na dan sang buah hati kerap berebutan peralatan make up. Apalagi sang buah hati sudah mengenal beberapa item yang sering digunakan ibunya. Bukan hanya kuas make up,tapi juga kertas minyak.
“Kalau aku lagi keluarin kertas minyak sampai-sampai dia langsung rebutan sama aku,” kenangnya geli.
Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2012/03/30/196/602780/hobi-dandan-nirina-ditiru-buah-hati
Perempuan yang berkerja
Wanita Karier
Perubahan ini menyebabkan para istri dan suami mempunyai derjat kebebasan yang sama dalam konteks “pembagian kerja“ antara suami dan istri dalam keluarga. Saat ini pekerjaan istri telah terspesialisasikan seperti layaknya kaum laki – laki dan tidak lagi dicurahkan pada tugas – tugas rumah tangga saja. Kemudian muncul istilah “wanita karier“ dimana spesialisasi pekerjaan profesional tertentu melekat pada wanita (istri) yang selain memiliki peran sebagai ibu juga harus memainkan peranya dalam lingkup keprofesionalan pekerjaan itu. Dengan keadaan ini maka timbul konsekuensi lain bagi keluarga. Seperti berkurangya waktu bagi wanita sebagai ibu dalam mendidik mendidik anak – anaknya yang sudah mulai diabaikan. Sebagai solusinya maka pendidikan dan perawatan anak diserahkan kepada Baby Sisters. Karena kesibukan orang tua dengan pekerjaanya itulah yang menyebabkan mereka menyerahkan kepada Baby Sisters itu. Melihat kondisi ini jelas anak lah yang menjadi korbanya. Perhatian dan kasih sayang orang tua menjadi tidak mereka dapatkan pada saat yang sebenarnya sangat mereka butuhkan. Akibatnya anak sulit untuk membangun kedekatan emosional dengan ibunya sendiri.
Opini:
Perubahan Status Wanita ( Istri )
Adanya perkembangan teknologi dan ekonomi membawa konsekuensi terhadap adanya penambahan peran baru bagi wanita (istri). Dimana akibat dari situasi ini adalah semakin bertambahnya jumlah wanita yang bekerja di pabrik – pabrik, perusahaan, maupun di kantor – kantor sebagai ladang penghasilan mereka. Perubahan ini telah menghancurkan paham kuno tentang “laki – laki harus bekerja dan wanita harus di dapur“. Juga pepatah jawa yang mengatakan bahwa “tugas istri hanyalah macak, manak dan masak“. Paham – paham seperti ini kini sudah tidak berlaku lagi dalam tatanan kehidupan masyarakat kita. Umumnya baik di pedesaan maupun di perkotaan suami dan istri sudah sama – sama bekerja. Baik itu didasarkan pada tuntutan sosial maupun karena kebutuhan ekonomi keluarga. Laki – laki (suami) yang dulunya sebagai satu – satunya berperan sebagai tulang punggung keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah bagi keluarga, kini tidak hanya suami yang mempunyai peran seperti itu. Wanita (istri) juga berperan sebagai seorang pencari nafkah bagi keluarga sama dengan suami. Fenomena seperti ini tidak hanya berlaku bagi kehidupan masyarakat perkotaan saja yang memang secara sosiologis tatanan masyarakatnya sudah mencerminkan tatanan masyarakat perindustrian. Dalam kehidupan masyarakat pedeesaan pun istri juga memainkan peran sama seperti suami sebagai pencari nafkah. Tapi semua itu lebih didasrakan pada segi ekonomi tidak berdasar atas tuntutan sosial seperti dalam masyarakat perkotaan.
Opini:
Peran Ibu
Melihat wanita menjadi sopir kendaraan umum busway misalnya, bukanlah pemandangan yang aneh. Jangan heran juga jika ada ibu-ibu mengayuh becak di sekitar anda. Pekerjaan-pekerjaan berat (baca: pekerjaan lelaki) tersebut tidak canggung dilakoni oleh wanita saat ini. Kebutuhan ekonomi yang mendesak dan ide pemberdayaan ekonomi perempuan yang didengung-dengungkan oleh kaum feminis telah menyihir wanita-wanita Indonesia untuk terjun langsung di sektor ekonomi.
Dengan dalih pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya akan memberi keuntungan, tetapi juga memberi solusi dari persoalan keluarga termasuk masalah perekonomian negara, maka dicanangkanlah program pemberdayaan perempuan berdasarkan Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Tanggal 19 Desember 2000.
Benarkah dengan pemberdayaan ekonomi perempuan ini bisa memperbaiki ekonomi keluarga-keluarga Indonesia yang notabene hampir 50% nya ini berada dalam kemiskinan?
Program pemberdayaaan ekonomi perempuan tersebut telah menggeser peran perempuan sebagai ibu menjadi ‘kepala’ rumah tangga yang harus menafkahi keluarga. Hal ini terjadi lantaran diterapkannya sistem kapitalisme yang secara nyata menunjukkan perlakukan keji terhadap perempuan karena menilai perempuan sebagai komoditi yang layak dieksploitasi demi mendatangkan materi. Kapitalisme juga mengukur partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa hanya dari kontribusi materi.
Program-program pemberdayaan ekonomi perempuan yang digencarkan oleh pemerintah, hanya bersifat parsial dan tidak menyentuh akar permasalahan mengenai kemiskinan. Padahal kemiskinan merupakan persoalan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya persoalan perempuan. Terlebih lagi penyebab kemiskinan saat ini, sifatnya struktural akibat diterapkannya sistem kapitalis.
Lalu apa hasil yang sudah dirasakan oleh bangsa ini dengan dilakukannya program pemberdayaan ekonomi perempuan? Apakah sesuai dengan harapan ataukah sebaliknya?
Ide pemberdayaan perempuan telah menambah tingkat perceraian akibat ketimpangan ekonomi keluarga, rusaknya generasi akibat rendahnya perhatian orang tua khususnya ibu, meningkatnya single parent dan rendahnya keinginan untuk menikah karena ingin menjadi wanita karir atau TKW.
Sistem ini pula yang menyebabkan seorang ibu tidak lagi memperhatikan apa peran utamanya sebagai istri dan ibu. Ketika mereka sibuk dengan pekerjaannya mencari nafkah. Yang seharusnya mereka lakukan adalah melayani suami, menjaga diri ketija ditinggal suami, dan mendidik anak-anaknya. Namun demi sesuap nasi mereka rela menelantarkan anak-anaknya dan dan diserahkannya kepada orang lain. Bahkan ada pula ibu yang membunuh anaknya karena takut tidak bisa memberi nafkah anaknya.
Begitulah potret kehidupan sekarang, hanya beberapa orang saja yang sadar akan kewajibannya. Istri yang benar-benar melayani suami, benar-benar mendidik anak. Sebagaimana bahwa ibu adalah madrasah utama dan pertama pada anak.ibu kah yang paling dekat anak, ibu yang akan memperhatikan perkembangan anak, ibu lah yang akan menjadi generasi-generasi yang luar biasa.
Kebutuhan seorang istri adalah kewajiban suami untuk memenuhinya, hukum seorang perempuan bekerja adalah mubah, sehingga jika bekerja maupun tidak dia tidak mendapatkan dosa maupun pahala, namun jika pekerjaan itu dpat melelaikan kewajibannya maka hukum bekerja itu bisa mengarah pada kemudharatan.
Dalam islam perempuan sangat terjaga, dia berada dirumah bersama keluarganya untukk mendidik anak-anaknya, kegiatannya bisa dilakukan dirumah atau tempat-tempat muslimah, masih bisa mengkaji ilmu, berkumpul dengan muslimah yang lain asal bermanfaat namun mereka tidak pernah melalikan kewajibannya. Sehingga lahirlah pejuang-pejuang islam yang tangguh dari ibu yang luar biasa juga tentunya.
Seperti imam syafi’i umur 7 tahun sudah bisa menghapal Alqur’an tentu itu semua karena bimbingan ibu dan dalam awasan ibu, sianak tidak boleh makan barang haram maupun subhat. Kemudian ada muhammad Alfatih sang penakluk konstantinopel tantu dibalik itu semua ada ibu yang selalu memberikan sugesti bahwa dia lah panglima terbaik. Dan masih banyak pejuang islam yang sangat luar biasa peranannya dalam membentuk generasi luar biasa. Bandingkan dengan ibu dalam kehidupan kapitalisme ini. Anak perempuan pacaran sampai hamil diluar nikah dibolehkan, anak perempuan keluar dengan pakaian terbuka dipersilakan, malah ada ibu yang khawatir kalo anaknya tidak pacaran atau tidak pakai pakaian yang terbuka. Anak selalu saja ditinggal bekerja walaupun bertemu sabtu dan minggu namun itu masih kurang bagi mereka. Sehingga tidak heran jika anak dekat dengan pembantu, dekat dengan tetangga dll.
Masa depan seorang anak ada ditangan ibu, ibu mesti mendidik anak dengan aqidah yang shohih. Inilah sebenarnya tugas seorang ibu. Lelahnya ibu akan diganti Allah dengan syurga, dan dibawah telapak ibu ada syurga, tentunya ibu lah orang yang paling dihormati setelah ayah.
Semoga kaum perempuan dibumi ini menyadari bahwa pentingnya peran ibu dalam pendidikan kepada anak, dan jangan sampai dengan berbagai program kapitalisme yang mengharuskan ibu bekerja atau menyuruh ibu tidak lagi terlalu memperhatikan anak kita mengikutinya sehingga kita lalai dari kewajiban yang sudah Allah berikan
Dan tentu lah sebagai anak yang baik kita harus hormat kepada orang tua karena beliau lah yangselama hidup kita bejasa dan telah membuat kita luar biasa. Allahu’alam bishawab
Dengan dalih pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya akan memberi keuntungan, tetapi juga memberi solusi dari persoalan keluarga termasuk masalah perekonomian negara, maka dicanangkanlah program pemberdayaan perempuan berdasarkan Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Tanggal 19 Desember 2000.
Benarkah dengan pemberdayaan ekonomi perempuan ini bisa memperbaiki ekonomi keluarga-keluarga Indonesia yang notabene hampir 50% nya ini berada dalam kemiskinan?
Program pemberdayaaan ekonomi perempuan tersebut telah menggeser peran perempuan sebagai ibu menjadi ‘kepala’ rumah tangga yang harus menafkahi keluarga. Hal ini terjadi lantaran diterapkannya sistem kapitalisme yang secara nyata menunjukkan perlakukan keji terhadap perempuan karena menilai perempuan sebagai komoditi yang layak dieksploitasi demi mendatangkan materi. Kapitalisme juga mengukur partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa hanya dari kontribusi materi.
Program-program pemberdayaan ekonomi perempuan yang digencarkan oleh pemerintah, hanya bersifat parsial dan tidak menyentuh akar permasalahan mengenai kemiskinan. Padahal kemiskinan merupakan persoalan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya persoalan perempuan. Terlebih lagi penyebab kemiskinan saat ini, sifatnya struktural akibat diterapkannya sistem kapitalis.
Lalu apa hasil yang sudah dirasakan oleh bangsa ini dengan dilakukannya program pemberdayaan ekonomi perempuan? Apakah sesuai dengan harapan ataukah sebaliknya?
Ide pemberdayaan perempuan telah menambah tingkat perceraian akibat ketimpangan ekonomi keluarga, rusaknya generasi akibat rendahnya perhatian orang tua khususnya ibu, meningkatnya single parent dan rendahnya keinginan untuk menikah karena ingin menjadi wanita karir atau TKW.
Sistem ini pula yang menyebabkan seorang ibu tidak lagi memperhatikan apa peran utamanya sebagai istri dan ibu. Ketika mereka sibuk dengan pekerjaannya mencari nafkah. Yang seharusnya mereka lakukan adalah melayani suami, menjaga diri ketija ditinggal suami, dan mendidik anak-anaknya. Namun demi sesuap nasi mereka rela menelantarkan anak-anaknya dan dan diserahkannya kepada orang lain. Bahkan ada pula ibu yang membunuh anaknya karena takut tidak bisa memberi nafkah anaknya.
Begitulah potret kehidupan sekarang, hanya beberapa orang saja yang sadar akan kewajibannya. Istri yang benar-benar melayani suami, benar-benar mendidik anak. Sebagaimana bahwa ibu adalah madrasah utama dan pertama pada anak.ibu kah yang paling dekat anak, ibu yang akan memperhatikan perkembangan anak, ibu lah yang akan menjadi generasi-generasi yang luar biasa.
Kebutuhan seorang istri adalah kewajiban suami untuk memenuhinya, hukum seorang perempuan bekerja adalah mubah, sehingga jika bekerja maupun tidak dia tidak mendapatkan dosa maupun pahala, namun jika pekerjaan itu dpat melelaikan kewajibannya maka hukum bekerja itu bisa mengarah pada kemudharatan.
Dalam islam perempuan sangat terjaga, dia berada dirumah bersama keluarganya untukk mendidik anak-anaknya, kegiatannya bisa dilakukan dirumah atau tempat-tempat muslimah, masih bisa mengkaji ilmu, berkumpul dengan muslimah yang lain asal bermanfaat namun mereka tidak pernah melalikan kewajibannya. Sehingga lahirlah pejuang-pejuang islam yang tangguh dari ibu yang luar biasa juga tentunya.
Seperti imam syafi’i umur 7 tahun sudah bisa menghapal Alqur’an tentu itu semua karena bimbingan ibu dan dalam awasan ibu, sianak tidak boleh makan barang haram maupun subhat. Kemudian ada muhammad Alfatih sang penakluk konstantinopel tantu dibalik itu semua ada ibu yang selalu memberikan sugesti bahwa dia lah panglima terbaik. Dan masih banyak pejuang islam yang sangat luar biasa peranannya dalam membentuk generasi luar biasa. Bandingkan dengan ibu dalam kehidupan kapitalisme ini. Anak perempuan pacaran sampai hamil diluar nikah dibolehkan, anak perempuan keluar dengan pakaian terbuka dipersilakan, malah ada ibu yang khawatir kalo anaknya tidak pacaran atau tidak pakai pakaian yang terbuka. Anak selalu saja ditinggal bekerja walaupun bertemu sabtu dan minggu namun itu masih kurang bagi mereka. Sehingga tidak heran jika anak dekat dengan pembantu, dekat dengan tetangga dll.
Masa depan seorang anak ada ditangan ibu, ibu mesti mendidik anak dengan aqidah yang shohih. Inilah sebenarnya tugas seorang ibu. Lelahnya ibu akan diganti Allah dengan syurga, dan dibawah telapak ibu ada syurga, tentunya ibu lah orang yang paling dihormati setelah ayah.
Semoga kaum perempuan dibumi ini menyadari bahwa pentingnya peran ibu dalam pendidikan kepada anak, dan jangan sampai dengan berbagai program kapitalisme yang mengharuskan ibu bekerja atau menyuruh ibu tidak lagi terlalu memperhatikan anak kita mengikutinya sehingga kita lalai dari kewajiban yang sudah Allah berikan
Dan tentu lah sebagai anak yang baik kita harus hormat kepada orang tua karena beliau lah yangselama hidup kita bejasa dan telah membuat kita luar biasa. Allahu’alam bishawab
Opini
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kasus Kekerasan Terhadap Istri di Jombang Tertinggi
SURABAYA- Women Crisis Center (WCC) merilis selama 2011 terdapat 81 pengaduan yang masuk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 kasus kekerasan terhadap istri (KTI).
"Dari data pendampingan yang diperoleh WCC Jombang tercatat tahun 2011 terdapat 81 pengaduan," kata Palupi Pusporini, Direktur WCC Jombang, dalam rilis yang diterima okezone, Senin (2/1/2012).
Jumlah tersebut disusul dengan kekerasan dalam pacaran (KDP) sebanyak 18 kasus, perkosaan sebanyak 15 Kasus, pelecehan seksual (PS) sebanyak 6 kasus, dan kekerasan dalam keluarga (KDK) sebanyak 5 kasus. Kemudian disusul trafficking 2 kasus, serta violence dan no-violence masing-masing 4 kasus.
Dia menjelaskan, KTI terjadi meliputi kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan seksual. Namun dari banyaknya kekerasan terhadap perempuan yang patut menjadi keprihatinan adalah kasus kekerasan seksual.
Kekerasan seksual yang terjadi di Jombang, berdasarkan data pedampingan WCC Jombang, tercatat dialami perempuan yang berusia 3 tahun hingga 18 tahun.
Kasus perkosaan, pelecehan sekual, dan kekerasan dalam pacaran yang tercatat di atas banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat korban, baik pacar, paman, teman satu sekolah bahkan orangtua kandung bisa menjadi pelaku.
Persoalan kekerasan seksual tindakan hanya sebatas pelaku harus dihukum berat, namun juga perlu ada sebuah kesadaran dari masyarakat untuk tidak meyalahkan korban.
"Selama ini masih banyak dijumpai tindakan-tindakan masyarakat bahkan orang terdekat yang selalu menyalahkan korban dan selalu menganggap korban menjadi pemicu, sehingga terjadinya kasus kekerasan seksual seperti korban tidak berpakain sopan dan seksi, korban berperilaku genit dan menggoda lelaki selalu menjadi alasan kenapa masyarakat selalu menyalahkan korban," jelasnya.
Menurut aktivis perempuan ini, diperlukan perbaikan moral, kasus kekerasan seksual secara umum belum berhasil diminimalisir oleh seluruh elemen masyarakat di Kota Santri ini.
"Upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan harus dimulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, dengan menerapkan pola asuh yang partisipatif dan toleransi, lebih luas mengena ke masyarakat. Kata kuncinya adalah kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk pelanggaran HAM," tandasnya.
"Dari data pendampingan yang diperoleh WCC Jombang tercatat tahun 2011 terdapat 81 pengaduan," kata Palupi Pusporini, Direktur WCC Jombang, dalam rilis yang diterima okezone, Senin (2/1/2012).
Jumlah tersebut disusul dengan kekerasan dalam pacaran (KDP) sebanyak 18 kasus, perkosaan sebanyak 15 Kasus, pelecehan seksual (PS) sebanyak 6 kasus, dan kekerasan dalam keluarga (KDK) sebanyak 5 kasus. Kemudian disusul trafficking 2 kasus, serta violence dan no-violence masing-masing 4 kasus.
Dia menjelaskan, KTI terjadi meliputi kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan seksual. Namun dari banyaknya kekerasan terhadap perempuan yang patut menjadi keprihatinan adalah kasus kekerasan seksual.
Kekerasan seksual yang terjadi di Jombang, berdasarkan data pedampingan WCC Jombang, tercatat dialami perempuan yang berusia 3 tahun hingga 18 tahun.
Kasus perkosaan, pelecehan sekual, dan kekerasan dalam pacaran yang tercatat di atas banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat korban, baik pacar, paman, teman satu sekolah bahkan orangtua kandung bisa menjadi pelaku.
Persoalan kekerasan seksual tindakan hanya sebatas pelaku harus dihukum berat, namun juga perlu ada sebuah kesadaran dari masyarakat untuk tidak meyalahkan korban.
"Selama ini masih banyak dijumpai tindakan-tindakan masyarakat bahkan orang terdekat yang selalu menyalahkan korban dan selalu menganggap korban menjadi pemicu, sehingga terjadinya kasus kekerasan seksual seperti korban tidak berpakain sopan dan seksi, korban berperilaku genit dan menggoda lelaki selalu menjadi alasan kenapa masyarakat selalu menyalahkan korban," jelasnya.
Menurut aktivis perempuan ini, diperlukan perbaikan moral, kasus kekerasan seksual secara umum belum berhasil diminimalisir oleh seluruh elemen masyarakat di Kota Santri ini.
"Upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan harus dimulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, dengan menerapkan pola asuh yang partisipatif dan toleransi, lebih luas mengena ke masyarakat. Kata kuncinya adalah kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk pelanggaran HAM," tandasnya.
Meninggalnya Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk Timothy David McKay menyisakan kenangan akan pria asal New Zealand tersebut.
"Beliau workaholic (kecanduan kerja), selalu datang pagi-pagi dan sering pulang jam sembilan malam," kata Koordinator Komunikasi Korporat Holcim Dedy Nugroho di Rumah Duka RS Dharmais, Jakarta, Sabtu 17 Juli 2009.
Ruangan kerja Tim yang berdekatan dengan ruang kerja Dedy memungkinkan Dedy melihat kedatangan Tim ke ruang kerjanya.
Di mata Relationship Management Director Holcim Rusli Setiawan, sosok Tim adalah pimpinan yang membumi. Pribadi pria 61 tahun tersebut sangat ramah dan penuh perhatian. "Beliau terkenal perhatian. Saat senyum pun memperlihatkan perhatian dan sangat konsen dengan kesejahteraan karyawan," kata Rusli.
Ledakan yang kemudian menewaskan Timothy, tutur Rusli, membuat banyak orang menyampaikan duka yang mendalam akibat kehilangan Timothy.
"Ini peristiwa yang tragis. Beliau adalah pimpinan yang membumi dan di kenal luas di lingkungan kantor maupun di luar," katanya.
Mengunjungi karyawan dan distributor yang sangat intens dalam satu bulan terakhir.
Jenazah Tim disemayamkan di Rumah Duka sejak pukul 09.00 hingga 19.00 WIB untuk memberi kesempatan bagi mitra, rekan dan sahabat mengucapkan salam perpisahan.
"Beliau workaholic (kecanduan kerja), selalu datang pagi-pagi dan sering pulang jam sembilan malam," kata Koordinator Komunikasi Korporat Holcim Dedy Nugroho di Rumah Duka RS Dharmais, Jakarta, Sabtu 17 Juli 2009.
Ruangan kerja Tim yang berdekatan dengan ruang kerja Dedy memungkinkan Dedy melihat kedatangan Tim ke ruang kerjanya.
Di mata Relationship Management Director Holcim Rusli Setiawan, sosok Tim adalah pimpinan yang membumi. Pribadi pria 61 tahun tersebut sangat ramah dan penuh perhatian. "Beliau terkenal perhatian. Saat senyum pun memperlihatkan perhatian dan sangat konsen dengan kesejahteraan karyawan," kata Rusli.
Ledakan yang kemudian menewaskan Timothy, tutur Rusli, membuat banyak orang menyampaikan duka yang mendalam akibat kehilangan Timothy.
"Ini peristiwa yang tragis. Beliau adalah pimpinan yang membumi dan di kenal luas di lingkungan kantor maupun di luar," katanya.
Mengunjungi karyawan dan distributor yang sangat intens dalam satu bulan terakhir.
Jenazah Tim disemayamkan di Rumah Duka sejak pukul 09.00 hingga 19.00 WIB untuk memberi kesempatan bagi mitra, rekan dan sahabat mengucapkan salam perpisahan.
Rencananya, paling lambat jenazah Tim akan diterbangkan ke New Zealand besok."Waktunya belum tahu, karena mengurus administrasi, dokumentasi di Kedutaan Besar New Zealand dan jadwal pemberangkatan," Rusli menjelaskan.
Mengenai kedatangan keluarga, Rusli menjelaskan kemungkinan akan menunggu di Australia mengingat waktu yang singkat bila datang ke Indonesia. "Kemungkinan lain keluarga akan datang hari ini," katanya.
Mengenai kedatangan keluarga, Rusli menjelaskan kemungkinan akan menunggu di Australia mengingat waktu yang singkat bila datang ke Indonesia. "Kemungkinan lain keluarga akan datang hari ini," katanya.
Opini :
Stt..Anny Ratnawati Sosok Workaholic!
Rabu, 19 Mei 2010 21:00 wib
Anny Ratnawati. (Foto : Koran SI)
JAKARTA - Bagaimanakah sosok Wakil Menteri Keuangan terpilih Anny Ratnawati? Menurut mantan bawahannya, dia adalah sosok yang gila kerja alias workaholic.
"Jangan ditanya. Kalau beliau liat masih ada nota dinas atau dokumen di mejanya, Ibu tetep aja itu duduk sampe benar-benar selesai walaupun udah waktunya pulang. Padahal sebenarnya itu juga nota dinas rutin dan bisa ditunda besok,” demikian dikutip okezone, dari salah satu blog mantan anak buahnya, di Jakarta, Rabu (19/5/2010).
Tapi, semuanya itu dilakukan demi tanggung jawab pekerjaannya. Di balik kedisiplinan kerjanya, mantan Dirjen Anggaran Depkeu ini memiliki karakter yang bisa menyejukkan hati para bawahannya.
Mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ini dinilai suka bercanda dan ramah kepada para bawahan.
"Sifat ramahnya kepada setiap level pegawai sungguhlah sangat menyejukkan hati," tulis komentar tersebut. "Beliau adalah sosok yang sangat humanis. Berbahagialah pemimpin yang humanis," pungkasnya. (rhs)
"Jangan ditanya. Kalau beliau liat masih ada nota dinas atau dokumen di mejanya, Ibu tetep aja itu duduk sampe benar-benar selesai walaupun udah waktunya pulang. Padahal sebenarnya itu juga nota dinas rutin dan bisa ditunda besok,” demikian dikutip okezone, dari salah satu blog mantan anak buahnya, di Jakarta, Rabu (19/5/2010).
Tapi, semuanya itu dilakukan demi tanggung jawab pekerjaannya. Di balik kedisiplinan kerjanya, mantan Dirjen Anggaran Depkeu ini memiliki karakter yang bisa menyejukkan hati para bawahannya.
Mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ini dinilai suka bercanda dan ramah kepada para bawahan.
"Sifat ramahnya kepada setiap level pegawai sungguhlah sangat menyejukkan hati," tulis komentar tersebut. "Beliau adalah sosok yang sangat humanis. Berbahagialah pemimpin yang humanis," pungkasnya. (rhs)
Opini :
Si Workaholic yang Jadikan Karyawan Aset Perusahaan
Jum'at, 23 Juli 2010 11:21 wib
Bagi Ali Utomo, Presiden Direktur (Presdir) PT Arezda Purnama Loka, kemampuan perusahaan untuk maju dan berkembang tak bisa dilepaskan dari peran karyawan dan masyarakat di sekelilingnya.
Mengingat kontribusi besar karyawan dan masyarakat itulah, sebagai balasannya Ali Utomo berusaha memberikan apresiasi sepadan kepada mereka.
Beragam program untuk karyawan dan bantuan sosial kepada masyarakat melalui corporate social responsibility(CSR) dirancang PT Arezda Purnama Loka. Kepada para karyawan yang senantiasa menjadi tulang punggung produksi perusahaannya, Ali beberapa kali menggelar program-program untuk membantu perekonomian mereka.
Di antaranya kredit lunak kepemilikan sepeda motor, bazar murah untuk keluarga karyawan dan memberangkatkan haji setiap tahun bagi karyawan berprestasi.
“Karyawan kami berjumlah 300 orang, dari engineer sampai tukang kebun. Bagi kami mereka adalah aset paling berharga. Jadi, sudah sepantasnya bagi kami memberikan yang terbaik kepada mereka,” terang Ali Utomo yang ditemui belum lama ini.
Selain kepada karyawan, PT Arezda Purnama Loka juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik melalui program CSR.
Warga yang tinggal di sekitar pabrik di Citeureup, Bogor, Jawa Barat mendapatkan bantuan pendidikan, pembagian sembako, pembangunan jalan dan tempat ibadah,serta pembagian susu bagi balita.
“Kami membangun sekolah, musala, jalan, dan memberikan bantuan makanan bagi warga sekitar pabrik. Semua itu kami lakukan karena mereka adalah bagian tak terpisahkan dari maju mundurnya perusahaan,” tutur Ali.
Untuk semua program sosial bagi karyawan dan warga sekitarnya, Ali mengambil 30 persen dari omzet perusahaan yang bernilai Rp50 miliar-Rp60 miliar per tahun. Pria kelahiran Medan, 2 Desember 1949 ini menceritakan, kemajuan yang ditorehkan perusahaannya juga tak lepas dari peran Mandiri Business Banking.
Pada 1974, Ali menjadi nasabah Bank Bumi Daya, bank yang selanjutnya dimerger menjadi Bank Mandiri. “Saya mungkin salah satu nasabah terlama Mandiri Business Banking. Sejak saya pulang ke Indonesia sekira 1974, saya tidak pernah pindah-pindah bank sampai sekarang,” ujar lulusan metalurgi dari salah satu universitas di Taiwan tersebut.
Ali mengaku tak berpindah ke bank lain karena sudah merasa cocok dengan pelayanan, kontribusi, dan kerja sama yang selama ini terbangun dengan Mandiri Business Banking. Selama puluhan tahun bermitra, Ali menangkap ada perubahan besar pada tubuh bank ini.
Sekarang, kata dia, pimpinan Bank Mandiri tak lagi kaku, mau turun ke lapangan menjemput bola menemui nasabahnya. “Saya pikir ini adalah perkembangan positif dari sebuah bank pelat merah di mana pimpinannya tak lagi seperti birokrat, tapi mau membuka wawasannya terhadap kami para pemain di sektor swasta,” terangnya.
PT Arezda Purnama Loka yang memproduksi di antaranya sealing products, finned tubes, pressure vessels, jointing sheets dan rubber untuk perusahaan-perusahaan perminyakan, kimia energi, dan lainnya, berdiri pada 1982.
Ali Utomo mendirikan perusahaan tersebut setelah sejak 1974 menjadi agen produk sejenis di dalam negeri. Pria yang mengaku gila kerja itu menceritakan, sebelum menjadi agen produk sejenis di dalam negeri.
Selepas menyelesaikan pendidikannya di Taiwan, dia juga sempat bekerja paruh waktu di perusahaan serupa di Amerika Serikat. Dari sanalah, Ali menemukan ide mendirikan pabrik untuk produk serupa di Indonesia.
“Kalau soal penemuan ide dan teknologi orang asing memang jagonya. Tapi untuk penguasaan teknologi, saya pikir bangsa ini mampu melakukannya,” kata Ali mengungkapkan motivasinya ketika mendirikan perusahaan.
Kata-kata Ali bahwa bangsa ini mampu dalam hal penguasaan teknologi terbukti benar. Selang 28 tahun setelah PT Arezda Purnama Loka berdiri, perusahaannya menjadi salah satu yang terbesar di sektor tersebut. Yang lebih membanggakan lagi adalah 70 persen bahan-bahannya telah menggunakan muatan lokal.
PT Arezda Purnama Loka pun mampu meyakinkan dan menggandeng perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Pupuk Kujang, Petrokimia, Chevron hingga Conoco untuk menggunakan produk-produknya.
Perkembangan PT Arezda Purnama Loka pun bisa dilihat dari luas areal pabrik yang sekarang dimiliki. Kalau pada awal-awal pendirian hanya seluas 400 meter persegi sekarang telah menjadi enam hektare.
Ali mengakui, ke depan, tantangan yang dihadapi usahanya akan semakin berat. Baik berupa tantangan internal antara lain kebijakan-kebijakan pemerintah yang kontraproduktif seperti perizinan, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan lainnya maupun tantangan eksternal dengan munculnya kompetitor baru.
Menyikapi hal tersebut, pengagum berat almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut mengaku siap menghadapinya. Bahkan dia tak takut apabila ada karyawannya yang menjadi kompetitor.
“Dulu sebagai seorang engineer saya memang egois. Sulit berbagi ilmu. Tapi, sekarang saya terbuka. Justru kalau ada kompetitor saya semakin tergugah lagi untuk lebih maju,” ujarnya.
Mengingat kontribusi besar karyawan dan masyarakat itulah, sebagai balasannya Ali Utomo berusaha memberikan apresiasi sepadan kepada mereka.
Beragam program untuk karyawan dan bantuan sosial kepada masyarakat melalui corporate social responsibility(CSR) dirancang PT Arezda Purnama Loka. Kepada para karyawan yang senantiasa menjadi tulang punggung produksi perusahaannya, Ali beberapa kali menggelar program-program untuk membantu perekonomian mereka.
Di antaranya kredit lunak kepemilikan sepeda motor, bazar murah untuk keluarga karyawan dan memberangkatkan haji setiap tahun bagi karyawan berprestasi.
“Karyawan kami berjumlah 300 orang, dari engineer sampai tukang kebun. Bagi kami mereka adalah aset paling berharga. Jadi, sudah sepantasnya bagi kami memberikan yang terbaik kepada mereka,” terang Ali Utomo yang ditemui belum lama ini.
Selain kepada karyawan, PT Arezda Purnama Loka juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik melalui program CSR.
Warga yang tinggal di sekitar pabrik di Citeureup, Bogor, Jawa Barat mendapatkan bantuan pendidikan, pembagian sembako, pembangunan jalan dan tempat ibadah,serta pembagian susu bagi balita.
“Kami membangun sekolah, musala, jalan, dan memberikan bantuan makanan bagi warga sekitar pabrik. Semua itu kami lakukan karena mereka adalah bagian tak terpisahkan dari maju mundurnya perusahaan,” tutur Ali.
Untuk semua program sosial bagi karyawan dan warga sekitarnya, Ali mengambil 30 persen dari omzet perusahaan yang bernilai Rp50 miliar-Rp60 miliar per tahun. Pria kelahiran Medan, 2 Desember 1949 ini menceritakan, kemajuan yang ditorehkan perusahaannya juga tak lepas dari peran Mandiri Business Banking.
Pada 1974, Ali menjadi nasabah Bank Bumi Daya, bank yang selanjutnya dimerger menjadi Bank Mandiri. “Saya mungkin salah satu nasabah terlama Mandiri Business Banking. Sejak saya pulang ke Indonesia sekira 1974, saya tidak pernah pindah-pindah bank sampai sekarang,” ujar lulusan metalurgi dari salah satu universitas di Taiwan tersebut.
Ali mengaku tak berpindah ke bank lain karena sudah merasa cocok dengan pelayanan, kontribusi, dan kerja sama yang selama ini terbangun dengan Mandiri Business Banking. Selama puluhan tahun bermitra, Ali menangkap ada perubahan besar pada tubuh bank ini.
Sekarang, kata dia, pimpinan Bank Mandiri tak lagi kaku, mau turun ke lapangan menjemput bola menemui nasabahnya. “Saya pikir ini adalah perkembangan positif dari sebuah bank pelat merah di mana pimpinannya tak lagi seperti birokrat, tapi mau membuka wawasannya terhadap kami para pemain di sektor swasta,” terangnya.
PT Arezda Purnama Loka yang memproduksi di antaranya sealing products, finned tubes, pressure vessels, jointing sheets dan rubber untuk perusahaan-perusahaan perminyakan, kimia energi, dan lainnya, berdiri pada 1982.
Ali Utomo mendirikan perusahaan tersebut setelah sejak 1974 menjadi agen produk sejenis di dalam negeri. Pria yang mengaku gila kerja itu menceritakan, sebelum menjadi agen produk sejenis di dalam negeri.
Selepas menyelesaikan pendidikannya di Taiwan, dia juga sempat bekerja paruh waktu di perusahaan serupa di Amerika Serikat. Dari sanalah, Ali menemukan ide mendirikan pabrik untuk produk serupa di Indonesia.
“Kalau soal penemuan ide dan teknologi orang asing memang jagonya. Tapi untuk penguasaan teknologi, saya pikir bangsa ini mampu melakukannya,” kata Ali mengungkapkan motivasinya ketika mendirikan perusahaan.
Kata-kata Ali bahwa bangsa ini mampu dalam hal penguasaan teknologi terbukti benar. Selang 28 tahun setelah PT Arezda Purnama Loka berdiri, perusahaannya menjadi salah satu yang terbesar di sektor tersebut. Yang lebih membanggakan lagi adalah 70 persen bahan-bahannya telah menggunakan muatan lokal.
PT Arezda Purnama Loka pun mampu meyakinkan dan menggandeng perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Pupuk Kujang, Petrokimia, Chevron hingga Conoco untuk menggunakan produk-produknya.
Perkembangan PT Arezda Purnama Loka pun bisa dilihat dari luas areal pabrik yang sekarang dimiliki. Kalau pada awal-awal pendirian hanya seluas 400 meter persegi sekarang telah menjadi enam hektare.
Ali mengakui, ke depan, tantangan yang dihadapi usahanya akan semakin berat. Baik berupa tantangan internal antara lain kebijakan-kebijakan pemerintah yang kontraproduktif seperti perizinan, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan lainnya maupun tantangan eksternal dengan munculnya kompetitor baru.
Menyikapi hal tersebut, pengagum berat almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut mengaku siap menghadapinya. Bahkan dia tak takut apabila ada karyawannya yang menjadi kompetitor.
“Dulu sebagai seorang engineer saya memang egois. Sulit berbagi ilmu. Tapi, sekarang saya terbuka. Justru kalau ada kompetitor saya semakin tergugah lagi untuk lebih maju,” ujarnya.
Pria yang juga amat terkesan dengan ungkapan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif (yang dalam satu kesempatan pernah mengatakan bahwa manusia juga harus belajar mencintai apa yang tak dicintainya) tersebut juga memiliki obsesi besar dalam kariernya.
Dia ingin mendirikan pabrik pipa tanpa las sebagai yang pertama dan satu-satunya yang pernah ada di Indonesia. (sugeng wahyudi) (Koran SI/Koran SI/ade)
Dia ingin mendirikan pabrik pipa tanpa las sebagai yang pertama dan satu-satunya yang pernah ada di Indonesia. (sugeng wahyudi) (Koran SI/Koran SI/ade)
Opini :
Gaya Hidup Modern Kikis Tradisi Makan Bersama
MEDAN, KOMPAS.com - Makan bersama di dalam keluarga merupakan kegiatan tradisi yang sudah ada sejak dulu, namun seiring perkembangan zaman kebiasaan seperti itu terkikis dan perlahan mulai tertinggalkan.
Sosiolog Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dr Erna Karim, di Medan, Jumat (10/9), mengatakan, makan bersama, misalnya di keluarga suku Batak sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging atau turun temurun.
Sebagai contoh di beberapa upacara adat selalu diawali oleh kegiatan makan bersama, seperti "mengupa-upa" yakni tradisi selamatan bagi pengantin baru yang diadakan di rumah pengantin perempuan.
Namun sejalan dengan perubahan gaya hidup setiap anggota keluarga yang dipengaruhi oleh proses globalisasi, maka tradisi makan bersama sering tidak dapat dilakukan lagi.
Hal ini antara lain karena ada kendala-kendala struktural yang dihadapi seperti jadual aktivitas angggota keluarga yang tidak sama, kepadatan lalu lintas, dan pengaruh masuknya teknologi.
Kendala struktural ini berimplikasi kepada terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma tentang ritual makan bersama dalam keluarga, ucap sosiolog keluarga itu.
Pada dasarnya makan bersama mempunyai tiga fungsi penting yakni mengenalkan diversifikasi makanan pada anak, membentuk pola asuh anak dan mengikat kebersamaan suatu keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.
Sebenarnya masyarakat Indonesia sangat percaya bahwa kebiasaan makan bersama bermanfaat bagi pikiran, tubuh dan jiwa yang pada gilirannya dapat menciptakan hubungan antaranggota keluarga yang lebih baik.
Keluarga yang selalu melakukan makan bersama juga punya kesempatan lebih besar untuk hidup lebih rukun.
Namun fakta yang ada sungguh mengejutkan, terjadinya peningkatan tiga kali lipat angka perceraian di lima kota besar di Indonesia Surabaya, Bandung, Semarang, Jakarta, Makasar dalam lima tahun terakhir.
Tidak tertutup kemungkinan salah satu penyebabnya adalah berkurangnya kesempatan berinteraksi dan komunikasi antarsesama keluarga hingga menyebabkan tidak harmonisnya hubungan suami istri, katanya.
Sosiolog Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dr Erna Karim, di Medan, Jumat (10/9), mengatakan, makan bersama, misalnya di keluarga suku Batak sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging atau turun temurun.
Sebagai contoh di beberapa upacara adat selalu diawali oleh kegiatan makan bersama, seperti "mengupa-upa" yakni tradisi selamatan bagi pengantin baru yang diadakan di rumah pengantin perempuan.
Namun sejalan dengan perubahan gaya hidup setiap anggota keluarga yang dipengaruhi oleh proses globalisasi, maka tradisi makan bersama sering tidak dapat dilakukan lagi.
Hal ini antara lain karena ada kendala-kendala struktural yang dihadapi seperti jadual aktivitas angggota keluarga yang tidak sama, kepadatan lalu lintas, dan pengaruh masuknya teknologi.
Kendala struktural ini berimplikasi kepada terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma tentang ritual makan bersama dalam keluarga, ucap sosiolog keluarga itu.
Pada dasarnya makan bersama mempunyai tiga fungsi penting yakni mengenalkan diversifikasi makanan pada anak, membentuk pola asuh anak dan mengikat kebersamaan suatu keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.
Sebenarnya masyarakat Indonesia sangat percaya bahwa kebiasaan makan bersama bermanfaat bagi pikiran, tubuh dan jiwa yang pada gilirannya dapat menciptakan hubungan antaranggota keluarga yang lebih baik.
Keluarga yang selalu melakukan makan bersama juga punya kesempatan lebih besar untuk hidup lebih rukun.
Namun fakta yang ada sungguh mengejutkan, terjadinya peningkatan tiga kali lipat angka perceraian di lima kota besar di Indonesia Surabaya, Bandung, Semarang, Jakarta, Makasar dalam lima tahun terakhir.
Tidak tertutup kemungkinan salah satu penyebabnya adalah berkurangnya kesempatan berinteraksi dan komunikasi antarsesama keluarga hingga menyebabkan tidak harmonisnya hubungan suami istri, katanya.
Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2009/09/11/15234874/gaya.hidup.modern.kikis.tradisi.makan.bersama
Opini :
Pejabat Banyak Lakukan Kekerasan Kepada Istri
Selasa, 11 Desember 2007 15:46 wib
JAKARTA - Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (Kementerian PP) melakukan survei penelitian terhadap perilaku kekerasan dalam rumah tangga. Didapati dari data survei tersebut, istri para pejabat sering mendapat aksi kekerasan.
"Jumlah laporan KDRT yang masuk ke Meneg PP sebanyak 10 ribu laporan," kata Asisten Deputi urusan KDRT Kementerian PP Heru Kasidi kepada okezone dalam acara jumpa pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (11/12/2007).
Menurut Heru jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, karena semakin banyaknya istri pejabat yang berani secara terbuka melaporkan tindak kekerasan dalam rumah tangga.
Namun sayangnya, Heru tidak dapat menjelaskan secara rinci data laporan tahun-tahun sebelumnya. "Data lengkapnya kita tidak pegang," tegas Heru.
Dari berbagai alasan yang dikemukakan pelapor, selain kekerasan fisik seperti pemukulan, umumnya para istri pejabat sering disakiti secara psikis. Salah satunya pejabat menelantarkan para istri karena menikah lagi.
Untuk itu, Kementerian Negara PP meminta kepada instansi yang memperkerjakan para pejabat tersebut agar memperhatikan permasalahan ini. "Kita minta pimpinan instansi karena biasanya instansi-instansi punya penyelesaian untuk masalah ini," harap Heru.
"Jumlah laporan KDRT yang masuk ke Meneg PP sebanyak 10 ribu laporan," kata Asisten Deputi urusan KDRT Kementerian PP Heru Kasidi kepada okezone dalam acara jumpa pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (11/12/2007).
Menurut Heru jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, karena semakin banyaknya istri pejabat yang berani secara terbuka melaporkan tindak kekerasan dalam rumah tangga.
Namun sayangnya, Heru tidak dapat menjelaskan secara rinci data laporan tahun-tahun sebelumnya. "Data lengkapnya kita tidak pegang," tegas Heru.
Dari berbagai alasan yang dikemukakan pelapor, selain kekerasan fisik seperti pemukulan, umumnya para istri pejabat sering disakiti secara psikis. Salah satunya pejabat menelantarkan para istri karena menikah lagi.
Untuk itu, Kementerian Negara PP meminta kepada instansi yang memperkerjakan para pejabat tersebut agar memperhatikan permasalahan ini. "Kita minta pimpinan instansi karena biasanya instansi-instansi punya penyelesaian untuk masalah ini," harap Heru.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2007/12/11/1/67487/pejabat-banyak-lakukan-kekerasan-kepada-istri
Opini :
Gara-Gara Minta Uang, Istri Dianiaya Suami
Senin, 27 Juni 2011 08:18 wib
MAKASSAR- Hanya karena meminta uang makan, seorang ibu rumah tangga di Makassar Sulawesi Selatan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya.
Kedua pasangan suami istri itu sebelumnya terlibat pertengkaran bahkan mereka saling pukul. Keduanya kemudian diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi
Anita tak kuasa menahan tangis saat di kantor polisi. Sesekali dia menahan sakit akibat luka lebam di bagian wajah dan kepala yang dia derita. Anita warga jalan Andi Tonro Makassar ini menjadi korban kekerasan yang dilakukan Fredy suaminya sendiri, Senin (27/6/2011) sekira pukul 05.00 WITA
Pasutri ini terlibat pertengkaran bahkan adu jotos di jalan Lamadukkelleng Makassar Sulawesi Selatan. Tindakan kekerasan ini sempat menjadi perhatian warga sekitar dan warga pun kemudian mengamakan keduanya dan dibawa ke polsek ujung pandang
Tindakan penganiayaan itu bermula saat korban meminta uang terhadap suaminya untuk digunakan membeli makanan. Namun Fredy sang suami tak memiliki uang dikarenakan dirinya sudah sepekan tidak bekerja akibat dipecat dari pekerjaannya
Korban pun tetap ngotot meminta uang terhadap suaminya karena korban tak pernah diberi uang. Bahkan korban sudah 2 hari tidak pernah makan akibat ulah suaminya yang belum bekerja.
Tak terima dengan tindakan sang istri yang selalu menekan meminta uang. Fredy sang suami pun naik pitam dan memukul istrinya berulang kali. Tak mau kalah, korban kemudian membalas serangan dari suaminya dengan cara mencakar wajah suaminya hingga luka
Sementara itu, Freddy yang diinterogasi polisi membantah bahwa dirinya tak pernah memberikan uang dan dia mengakui hanya sekali memukul istrinya.
Kedua pasangan suami istri itu sebelumnya terlibat pertengkaran bahkan mereka saling pukul. Keduanya kemudian diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi
Anita tak kuasa menahan tangis saat di kantor polisi. Sesekali dia menahan sakit akibat luka lebam di bagian wajah dan kepala yang dia derita. Anita warga jalan Andi Tonro Makassar ini menjadi korban kekerasan yang dilakukan Fredy suaminya sendiri, Senin (27/6/2011) sekira pukul 05.00 WITA
Pasutri ini terlibat pertengkaran bahkan adu jotos di jalan Lamadukkelleng Makassar Sulawesi Selatan. Tindakan kekerasan ini sempat menjadi perhatian warga sekitar dan warga pun kemudian mengamakan keduanya dan dibawa ke polsek ujung pandang
Tindakan penganiayaan itu bermula saat korban meminta uang terhadap suaminya untuk digunakan membeli makanan. Namun Fredy sang suami tak memiliki uang dikarenakan dirinya sudah sepekan tidak bekerja akibat dipecat dari pekerjaannya
Korban pun tetap ngotot meminta uang terhadap suaminya karena korban tak pernah diberi uang. Bahkan korban sudah 2 hari tidak pernah makan akibat ulah suaminya yang belum bekerja.
Tak terima dengan tindakan sang istri yang selalu menekan meminta uang. Fredy sang suami pun naik pitam dan memukul istrinya berulang kali. Tak mau kalah, korban kemudian membalas serangan dari suaminya dengan cara mencakar wajah suaminya hingga luka
Sementara itu, Freddy yang diinterogasi polisi membantah bahwa dirinya tak pernah memberikan uang dan dia mengakui hanya sekali memukul istrinya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/06/27/340/472949/gara-gara-minta-uang-istri-dianiaya-suami
Opini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar